Pengalaman Kuliah Di Magister Ilmu Perencanaan Wilayah IPB (Bagian 1)


Tidak terasa kuliah di Magister Ilmu Perencanaan Wilayah (PWL) IPB sudah 1 semester saja, saat postingan ini dibuat saya sudah memasuki awal semester II. Sudah barang tentu banyak suka dan susah yang sudah dilewati di semeter itu.

Namanya semester I yaitu semester awal, saya lebih suka menyebutnya sebagai masa mengenal dan menyesuaikan dengan lingkungan akademis, khususnya nuansa lingkungan masyarakat tingkat pasca sarjana atau tepatnya master/magister. Yang paling terasa di semester I adalah capek dan benar-benar ‘bejibun’ alias sibuk dengan tugas, terkadang ada masa di mana terasa seperti tugas tidak ada habis-habisnya, datang terasa bertubi-tubi. Tapi mungkin memang itulah kuliah tingkat magister, mahasiswa disiapkan untuk menjadi trouble shooter kalau menurut saya. Karena itu bisa dimaklumi tugasnya banyak, menurut saya hal itu agar kita dilatih berfikir lebih terstruktur, lebih ilmiah, bahkan kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan persoalan yang beragam yang kadang menuntut waktu yang cepat. 

Semester I ini me-warning bahwa mahasiswa tingkat magister itu harus belajar mandiri. Mandiri di sini dalam artian jika hanya mengandalkan apa yang didapat di ruang kuliah saja tanpa ada kemauan untuk mengembangkan dan memperdalamnya sendiri, maka sulit untuk mencapai kondisi menjadi trouble shooter di atas. Bagi saya dan beberapa teman yang sudah di dunia kerja, hal itu tentu tidak asing malah makanan sehari-hari, namun beberapa teman lain terutama yang fresh graduate tentu terasa sulit apalagi yang latar belakang keilmuannya non fisik dan spasial.

Indikator yang riil dari hasil daya juang di semester awal ini akan bisa dilihat dari nilai IPK di masing-masing mata kuliah. Anyway apapun hasil IPK, tentu di balik itu semua lega rasanya ketika bisa melewati semester I ini secara normal tanpa masalah (mengulang, dsb), bagi saya khususnya. Perlu diketahui bahwa standar nilai pascasarjana di IPB paling rendah adalah B.

Sedikit cerita tentang angkatan saya di PWL 2016 reguler (karena ada juga kelas khusus). Kami di angkatan PWL 2016 berjumlah 14 orang, terdiri 10 orang laki-laki dan 4 perempuan, berasal dari mulai Aceh sampai Papua, serta dari berbagai profesi dari mulai fresh graduate, pencari kerja, ASN/PNS, konsultan/swasta (seperti saya), dll. Beberapa yang di awal kuliah masih jomblo malah ‘cinlok’ menjelang akhir semester ini.

Let’s kembali ke pokok cerita, di mana saya ingin berbagi cerita mengenai kuliah-kuliah yang sudah saya dan teman-teman angkatan saya ambil, antara lain;

1.       Matrikulasi
Kuliah ini wajib diikuti, dan merupakan penyamarataan pemahaman tentang ilmu-ilmu yang menjadi dasar Ilmu Perencaan Wilayah khususnya di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (DITSL) IPB. Menurut dosen yang ngajar di matrikulasi ini, dulu-dulu sebelum tahun 2015 biasanya matrikulasi ini berlangsung selama dua minggu, namun semenjak tahun 2015 sampai saat ini menjadi hanya satu minggu, jam kuliahnya pun full mulai jam 7.00 – 17.00 wib. Walaupun kuliah matrikulasi ini bernilai 1 SKS tetapi tidak mempunyai nilai.

Kuliah matrikulasi ini diawali dengan kuliah umum tentang penataan ruang dari Prof. Santun RP Sitorus, di mana beliau ini juga adalah mantan ketua prodi PWL. Kuliah-kuliah selanjutnya diisi mengenai dasar-dasar secara umum mengenai ilmu tanah, dasar statistik, makro ekonomi, dll. Kita cukup menjadi pendengar yang baik saja, bahkan mungkin membuat mengantuk. Maka disarankan untuk banyak bertanya agar suasana kelas tidak membosankan.

Barulah di minggu setelahnya kita memasuki mata kuliah yang menjadi inti dari Ilmu Perencanaan Wilayah versi IPB untuk semester I, di mana sudah dipaketkan yaitu;

2.       Penataan Ruang
Mata kuliah ini wajib dan sudah paket, jumlah 2 sks, kita tinggal mengikutinya saja. Mata kuliah ini intinya memberikan landasan-landasan teori ataupun peraturan yang terkait dengan perencanaan ruang, baik global ataupun nasional. Misalnya tentang definisi tata ruang, peraturannya, dasar struktur ruang, teori lokasi, social capital, KLHS, sarana-prasarana wilayah, dll. Pesan yang ingin disampaikan dari mata kuliah Penataan Ruang ini adalah bahwa untuk membuat perencanaan suatu wilayah khususnya tata ruang, maka harus melihat dan mempertimbangkan aspek yang disebutkan tadi.

Kunci keberhasilan dari ikut kuliah ini adalah menggabungkan pemahaman teori dengan kejelian kita melihat kenyataan di lapangan, serta jangan lupa semua tugas yang diberikan dikerjakan dengan baik khususnya membuat paper tentang topik sekitar penataan ruang.

Pengajarnya Prof. Santun RP Sitorus sampai UTS, lalu dilanjut oleh Dr. Ernan Rustiadi sampai UAS.

3.       Evaluasi Sumberdaya Fisik Wilayah
Karena perencanaan itu dilakukan pada atau menggunakan lahan maka penting sekali untuk mengetahui karakteristik lahan di suatu wilayah agar kegiatan yang direncanakan nantinya tidak merusak bahkan bisa membuat sustainable (berlanjut), itu pesan yang ingin disampaikan dari mata kuliah ini. Bagi yang mempunyai latar belakang ilmu tanah maka mengikuti kuliah ini mungkin sedikit bernostalgia dengan istilah-istilah tanah dan tidak akan terlalu sulit mengikutinya, walaupun di dalamnya tidak melulu masalah tanah, malah pembahasan ekonominya menurut saya sedikit mendominasi terutama di kuliah-kuliah akhir. Isi kuliahnya antara lain survey tanah, pembuatan peta tanah, kemampuan dan kesesuaian lahan, valuasi ekonomi lahan, KLHS, dll. Mata kuliah ini berjumlah 3 sks, sehingga ada praktikumnya beberapa kali.

Kunci keberhasilan dari ikut kuliah ini adalah menggabungkan pemahaman teori dengan kejelian kita melihat kenyataan di lapangan, serta jangan lupa semua tugas yang diberikan dikerjakan dengan baik khususnya membuat laporan individu yaitu review jurnal lengkap sampai presentasi dan softcopy nya, dan juga laporan kelompok tentang KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis).

Pengajarnya Dr. Widiatmaka sampai UTS, lalu dilanjut oleh Prof. Kukuh Murtilaksono sampai UAS.

4.       Analisis Kuantitatif Spasial
Kuliah mengenai dasar statistik deksriptif baik parametrik maupun non parametrik, seperti regresi, uji korelasi, random effect dan fixed effect, dst.  Lalu dilanjut dengan statistik spasial yang bisa dipelajari melalui software ArcGIS dan Geoda seperti mengenai Spatial Autocorrelation, LISA, Nearest Neighbor, dll. Bagi yang dasar statistiknya baik mungkin tidak terlalu sulit, tapi bagi yang dasar statistiknya kurang kuat atau sudah lama lupa maka perlu banyak mengernyitkan dahi dulu seperti saya J. Pun pengalaman pada SIG juga ikut menentukan.

Kuliah ini menekankan metode statistik dan aspek spasialnya dalam menganalisis dan membuat kesimpulan untuk mendukung penelitian yang nanti akan dilakukan (untuk tesis), dan jangan lupa untuk berfikir logis dan kritis, insya allah akan sukses melewati kuliah ini. Kuliah ini bernilai 3 SKS sehingga ada tambahan praktikumnya walaupun hanya beberapa kali. Saya sarankan sehabis praktikum mencoba mengulanginya lagi sendiri, insya allah akan menambah faham kenapa mata kuliah ini penting. Di angkatan saya UTS hanya tugas presentasi kelompok, tidak ada menjawab soal. Namun di UAS tetap ada soal menghitung statistik spasial plus tugas.

Pengajarnya Prof. Firdaus diselingi Dr. Sahara sampai UTS, lalu dilanjut oleh Dr. Khursatul dan Dr. Andrea Emma sampai UAS.

5.       Sistem Informasi Geogarfis
Ini kuliah favorit saya berhubung terkait erat dengan berlatar belakang pekerjaan saya sehari-hari, berjumlah 3 SKS sehingga ada prakteknya juga. Magister PWL IPB menekankan ketajaman analisis spasial dalam perencanaan wilayah, maka SIG menjadi suatu metode yang wajib untuk dikuasai mahasiswa magister PWL, tidak bisa ditawar!

Yang diberikan pada kuliah SIG ini antara lain dasar-dasar SIG, pengenalan data spasial, koordinat peta, database spasial, dasar permodelan spasial, perkembangan isu SIG, analisis jaringan (network), overlay, query database, berbagai model analisis vektor dan raster, layout peta dan dasar kartografis serta di akhir harus membuat sebuah mini project yang bersifat kelompok. Setiap praktikum ada tugasnya dan cukup menyita waktu juga J. Software yang digunakan yaitu ArcGIS Desktop dan Idrisi, bagi yang mainan sehari-harinya adalah kedua sotware itu maka anda beruntung mengikuti kuliah ini, jadi makin kaya pengalaman selain akan menjadi modal nilai akhir.

Menurut saya tingkat kesulitannya termasuk tinggi, karena sudah sedikit berfilosofi dan berimajinasi menggabungkan teori SIG, spasial, dan kenyataan di kehidupan. Sehingga ini membutuhkan jam terbang SIG yang baik, di sisi lain kebanyakan peserta kuliah ini sedikit ‘kedodoran’ karena ada yang sama sekali ‘blank’ sebelumnya (tidak berlatar belakang ilmu spasial).

Pengajarnya Dr. Baba Barus diselingi Dr. Khursatul Munibah sampai UTS, lalu dilanjut oleh Dr. Budi Tjahyono dan kembali Pak Baba sampai UAS, serta didampingi asisten praktikum di Lab. SIG (praktikum seminggu sekali).

6.       Teori dan Proses Perencanaan Wilayah
Kuliah ini lebih ke menerangkan doktrin-doktrin serta ideologi dalam pembangunan dan lebih banyak berteorinya, lebih banyak diskusinya ketika proses di kelas. Bagaimana mahasiswa dituntut untuk lagi-lagi berimajinasi dengan teori lalu membumikannya dengan melihat kenyataannya di lapangan. Yang diberikan antara lain teori-teori perencanaan yang di dalamnya dibagi ke dalam beberapa mazhab perencanaan, trend perencanaan dunia dan nasional/lokal, sistem pembangunan nasional baik secara regulasi maupun praktis, tinjauan praktik-praktik perencanaan, dst.

Kunci keberhasilan dari ikut kuliah ini adalah menggabungkan pemahaman teori dengan kejelian kita melihat kenyataan di lapangan, serta jangan lupa semua tugas yang diberikan dikerjakan dengan baik khususnya membuat laporan kelompok.

Pengajarnya Dr. Ernan Rustiadi sampai UTS, lalu dilanjut oleh Deddy Bratakusumah PhD sampai UAS.

Magister PWL IPB ini unik juga karena beda dari yang lain, salah satunya karena berada di bawah Fakultas Pertanian, khususnya lagi di bawah naungan Departemen Ilmu Tanah. Jika di perguruan tinggi lain biasanya ilmu perencanaan wilayah (dan kota) ada di bawah nanungan fakultas teknik khusunya sipil atau arsitek. Hal itu mempengaruhi jenis keilmuan dan orientasi metode yang diberikan ke mahasiswanya. Sehingga jangan kaget satu hal yang pasti di PWL IPB ini adalah prinsip bahwa basis perencaan wilayah adalah kesesuaian atau kemampuan lahan (tanah), yang larinya ke perencanaan penggunaan lahan. Itulah makanya dasar SIG dan analisa keruangan menjadi kunci. Bagi yang berlatar belakang atau menyenangi SIG dan Penginderaan Jauh maka sangat cocok masuk di PWL IPB ini, seperti saya he he he...

Itulah sedikit tentang kuliah di semester I di PWL IPB. Saat ini saya sudah memasuki kuliah semester II, di mana sudah ada mata kuliah pilihan, sehingga dalam satu angkatan kami saat ini ada yang tidak sama kuliahnya, karena menyesuaikan dengan minat dan keperluannya masing-masing. Insya Allah kalau panjang umur nanti tulisan ini akan dilanjut mengenai semester II.

Comments

  1. Terima kasih atas sharing pengalamannya. semoga saya bisa diterima di PWL tahun ini. bismillah sedang menunggu pengumuman

    ReplyDelete
  2. Terima kasih atas sharing pengalamannya. semoga saya bisa diterima di PWL tahun ini. bismillah sedang menunggu pengumuman

    ReplyDelete

Post a Comment